Interaksi
atau hubungan timbal-balik yang saling mempengaruhi bukan hanya terjadi
antara manusia dan lingkungannya, juga terjadi antar sesama manusia.
Hubungan yang terjadi tidak terbatas hanya dalam dsatu wilayah, tetapi
juga wilayah-wilayah lainnya. Misalnya antar desa dengan kota, antara
kota dengan kota atau bahkan lebih luas lagi. Oleh karena itu interaksi
ini dapat diartikan sebagai suatu hubungan timbal-balik yang saling
mempengaruhi antara dua wilayah kota atau lebih, yang dapat melahirkan
gejala, kenampakan atau permasalahan baru.
Berdasarkan
pendapat dari edward Ullman, terdapat tiga faktor utama yang saling
mempengaruhi atau menghambat timbulnya interaksi kota, yaitu:
Adanya wilayah yang saling melengkapi (regional complementarity);
Adanya kesempatan untuk berinteraksi (interventing opportunity)
Adanya kemudahan transfer/pemindahan dalam ruang (spacial transperability).
Dalam
kaitannya dengan interaksi kota tersebut, maka mobilitas penduduk dapat
diartikan sebagai suatu perpindahan penduduk, baik secara teritorial,
spacial, atau geografis. Konsep mobilitas penduduk ini mengandung arti
bahwa terjadinya interaksi masyarakat antara dua kota berlangsung secara
intensif. Misalnya, interaksi yang terjadi antara masyarakat dan
berbagai kota yang ada dipulau jawa semakin bertambah marak dengan
adanya dukungan sarana transportasi, bahkan waktu tempuh pun semakin
singkat.
Mobilitas penduduk yang
semakin ofensif ini diikuti dengan mobilitas barang atau informasi
diantara masyarakat dari dua kota tersebut. Akhirnya ketiga faktor itu
dapat memperkuat interaksi antara kedua kota tersebut.
Terjadinya
interaksi tidak hanya terjadi antar kota saja, tetapi lebih khusus lagi
yaitu antara kota dan desa. Interaksi yang terjadi antara kota dan
desa-desa yang mengelilingi itu, sebagai akobat kota dijadikan pusat
pertemuan dari desa-desa yang ada di sekitarnya. Bahkan kota terletak
ditengah-tengah suatu wilayah dan dikelilingi oleh desa-desa.
Hubungan
timbal balik yang terjadi antara kota dengan kota maupun kota dan desa
dapat menyebabkan munculnya gejala-gejala baru yang meliputi aspek
ekonomi, sosial, maupun budaya. Gejala-gejala ini dapat bersifat positif
maupun negatif bagi desa dan kota.***